JAKARTA LIFE'S STYLE
Pesawat RI002 bisa dikatakan pesawat pertama Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). Walaupun sebelumnya AURI telah memiliki sejumlah pesawat, Cureng dan Cukui yang ditinggalkan Jepang pesawat tersebut hanya dipakai sebagai latihan dan hanya memiliki satu mesin, bersifat setengah glider, hanya dapat terbang dalam jarak pendek, hanya dipakai sebagai pesawat latihan dan hanya muat dua penumpang.Sehingga dapat dikatakan, pesawat R1002 merupakan pesawat AURI pertama yang sesuai untuk operasi militer dan transportasi.
Selain pesawat pertama AURI, R1002 dapat juga dibilang sebagai pesawat persahabatan antara pilot Amerikanya, Boby Earl Freeberg dan ko-pilotnya Petit Muharto Kartodirjdo. Keduanya adalah laki-laki pemberani dan idealis meskipun yang satu berasal dari negara adidaya terkuat, sedangkan yang satu lagi berasal dari negara yang ketika itu masih dalam taraf mempersiapkan kemerdekaannya. Masing-masing dari mereka mempunyai peranan yang penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1947, pelabuhan di wilayah Republik Indonesia diblokade oleh Belanda. Tidak ada makanan, obat-obatan, pakaian, transportasi atau barang apapun yang bisa masuk, hal itu menyebabkan masyarakat Indonesia sangat menderita.
Sebelum perjanjian Linggarjati, Petit Muharto Kartodirdjo bertugas di Angkatan Udara Republik Indonesia. Ia mencoba mencari cara membantu Indonesia menembus Blokade Belanda dan menyelundupkan barang-barang yang diperlukan ke Indonesia. Dengan izin Kepala Staf Angkatan Udara, ia lalu menyamar dan pergi ke Singapura. Di sana ia berhasil membujuk beberapa maskapai penerbangan untuk terbang ke Indonesia, termasuk CALI (Philipina), Cathay Pasific (Hongkong), South Eastren Airways dan lain lagi.
Melalui CALI, Petit bertemu dengan Bobby Freeberg, yang bekerja sbagai pilot carter pada CALI. Ia kemudian menerbangkan pesawat CALI ke tiga dengan tujuan Yogyakarta. Petit selalu menemani para pilot di pesawat CALI untuk membantu orientasi para pilot.
Setelah melakukan beberapa kali penerbangan dengan Bobby, Petit baru menyadari tampaknya Bobby ikut merasakan perjuangan kemerdekaan Indonesia dan merasa patut mendukung. Pada 6 Juni 1947, Bobby membeli pesawat Douglas C-47. Pesawat milik Bobby tersebut kemudian dicarter oleh AURI dan dengan saran Petit, diberi nomor registrasi RI002.
Tujuan pertama pesawat tersebut membawa kargo berisikan kina dan vanila yang sayangnya diminta konsul Belanda sekaligus isinya lewat tangan polisi. Setelah berminggu-minggu melakukan pertempuran di ruang sidang, dengan dukungan banyak pihak swadaya di Filipina terhadap Indonesia, Kapten Freeberg dan Kru Jawanya menjadi terkenal. Akhirnya muatan dapat dibebaskan.
RI002 melakukan banyak sekali misi bagi AURI. Pesawat itu pernah melakukan "Operasi Kalimantan". RI002 juga melakukan penerobosan blokade, menyelundupkan hasil produksi ke luar Indonesia dan menerjunkan senjata di wilayah Indonesia. Tak hanya itu, RI002 juga telah menerbangkan pejabat Indonesia ke berbagai tempat.
Pada tanggal 1Oktober 1948, RI002 terbang ke Bukit Tinggi. Pesawat itu mengangkut 20 kg emas dari pertambangan Cikoto bersama muatan lain. Emas tersebut akan digunakan untuk membeli pesawat baru bagi Indonesia. Pesawat tersebut direncanakan terbang dari Yogyakarta ke Gorda lalu Tanjung Karang dan Bukit Tinggi diawaki oleh kapten dan pilot Bobby Freeberg, Ko-pilot Bambang Saptoadji, ahli teknik Sumadi, operator radio Suryatman, ko-pilot kedua Santoso dan wakil Bupati Banten, Samaun Bakri.
Petit yang waktu itu tidak ikut penerbangan tersebut menanti kepulangan sahabat karibnya Bobby, ia berharap Bobby dapat menghadiri pernikahannya. Namun, Bobby tak kunjung datang, R1002 bagai hilang ditelan bumi. Baru 30 tahun kemudian, pada tanggal 7 April 1978, dua orang petani dari Sumatera yang tengah merambah hutan di gunung Punggur di bagian utara dari Lampung menemukan reruntuhan R1002.
Bulan Juli di tahun yang sama, Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Udara Ashadi Thahjadi mengumumkan bahwa kru dan penumpang RI002 telah gugur dalam melakukan tugasnya untuk Republik Indonesia saat berusaha menembus blokade Belanda.
Kru Indonesia RI002 dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Tanjung Karang, sedangkan letak makam Bobby Freeberg tidak diketahui. Pengalamannya pada RI002 dan persahabatannya dengan Bobby telah meninggalkan kesan yang mendalam pada Petit Muharto. Dia tidak pernah melupakan Bobby dan sebagian besar sisa hidup Petit digunakan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada RI002 dan sahabat karibnya Bobby Freeberg. Sayang, sampai akhir hayatnya Petit tidak dapat memecahkan misteri tersebut. Petit Muharto sendiri meninggal pada tanggal 8 Maret 2008.
Petit Muharto Kartodirdjo dan Bobby Earl Freeberg memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia dan juga pendiri penerbangan militer di Indonesia. Mereka adalah laki-laki pemberani dan idealis, yang rela berkorban demi kejayaan Indonesia. Namun sayang, sampai saat ini keduanya belum pernah menerima penghargaan apapun atas jasa-jasa mereka.
(http://nasional.kompas.com/read/2009/05/06/1936483/pahlawan.tanpa.tanda.jasa.petit.kartodirdjo.dan.bobby.freeberg)
RELATED TOPIC
- Indonesia's 2011 Inflation Could be Below 5.5 Pct
- Govt's Treatment on Indonesians on MT Gemini Hijacked by Somalians
- Foreign Students in Indonesia Mostly Malaysians
- How Indonesians Can Fight "National Bankruptcy"
- ASEAN Counter Terrorism Convention Soon Ratified by Indonesia
- Indonesia Must Not be Blinded by Free Market Ideology
- Indonesian Jails A 'Terrorism' Hotbed
- Police Still Investigating Hacking of Their Website
- TNI Launches Sea Combat Operations
- Indonesia Issues Red Alert as Volcano Erupts
- Indonesian Navy Catches Philippine Fishing Boat
- Indonesia Sets 12 Models of Economic Cooperation
- Xanana to Make Visit to Jakarta
- Govt appoints ambassador Djoko to speak with FIFA
- Indonesia's Rice Imports Reach 1.2 Million Tons
- Soccer-Rebel Indonesian club denied Singapore Cup Entry
- Indonesia berhasil lolos dari sanksi FIFA.
- 262 Indonesians to be evacuated from Libya tonight
- SBY disappointed with '1 or 2 parties', hinting at their dismissal from Cabinet
- Govt to evacuate Indonesians from Libya ASAP
- New Zealand quake toll rises to 113 dead
- Indonesian Cleric Denies Terrorism Charges
- Jakarta Govt Plans to Shut Down Minimarkets
- Lawmaker criticizes Dipo Alam's threat to media
- Metro TV & Media Indonesia Demand Dipo Alam Apology
- Lawmaker criticizes Dipo Alam's threat to media
- Metro TV & Media Indonesia Demand Dipo Alam Apology
- Sekretaris Kabinet Dipo Alam Kritik "TV One", "Metro TV", "MI"
- Indonesia's Improved Investment Climate Appreciated
- Pesawat Tempur Bombardir Pendemo Khadafi
- Ministers Ordered by SBY to Communicate with Ahmadiyah
- Hak Angket Mafia Pajak Gugur di Paripurna, Hak Angket Mafia Pajak Ditolak!
- Hosni Mubarak's Gone! He Really Has Gone!
- Police Name Mastermind of Rioting in Temanggung
- Three Top Banten Police Officers Replaced
- Police Detain 14 Suspects for Temanggung Incident
- SBY Threatened to be Overthrown by FPI
- Anarchic Mass Organizations in Indonesia Can be Disbanded
- Lawmaker Adjie Massaid Dies at 43
- Second Group of Indonesian Evacuees Expected to Arrive
- Gayus U-Turns on His Bakrie Tax Bribe Claims
- Six Ahmadiyah Followers Killed in Clash in Banten
- Imlek Is When Good Luck Comes to Every Home
- Indonesia Jails Rocker for Internet Sex Videos
- Facebook Blames Bug for Hacked Page
- Indonesia Has No Plan to Evacuate Its Citizens in Egypt
- Indonesia Could Face Political Turmoil Like in Egypt and Tunisia
- Indonesian Pop Star Goes on Trial for Sex Tapes
- Denny Indrayana, Gayus Tambunan Once Talked about Avoiding Summons
- Denny Indrayana, The Man behind The Trigger or The Other Way around?
- Is It Foolish to Believe in Gayus Tambunan' Words?
- Complaints on Facebook and Twitter over Gayus Tambunan' Sentence
- Gayus Halomoan Tambunan Marks Abuse of Power in Indonesia
- Sultan Declares Yogyakarta as "City of Republic"
- How The Former Indonesian Migrant Worker Can be Successful
- Obama's Screen Mother Held for Drug Possession in Indonesia
- Indonesia Enters 2011 Cautiousness over Natural Disasters
- Greatest Challenge for The Indonesian Economy in 2011
0 komentar:
Post a Comment