Om Liem Pernah Ingin Kembali dan Dikubur di Jakarta

Liem Sioe Liong akan dimakamkan di Choa Chu Kang, Singapura, Senin 18 Juni 2012 mendatang. Pemakaman besar sang taipan akan dilengkapi dengan pagoda mewah.

Sang menantu, Fransiscus Welirang yang juga Direktur PT Indofood menuturkan, keputusan pemakaman di Singapura itu diambil oleh keluarga pada Selasa 12 Juni 2012. "Pertimbangannya, karena Ibu ada di Singapura. Jadi untuk mendekatkan dengan beliau, maka diputuskan dimakamkan di sini" kata Frangky dalam keterangannya, Selasa 12 Juni 2012 siang. "Disamping juga karena ada keluarga yang sudah dimakamkan di sana,"

Meski begitu, Fransiscus mengakui bahwa ada satu periode di mana Om Liem pernah ingin kembali ke Jakarta. "Memang ada masa seperti itu. Beberapa kali sempat membicarakannya dan menengok rumah di Gunung Sahari," kata Frangky bercerita. "Tapi, akhir-akhir ini saya tidak pernah mendengar lagi."

Jakarta dan rumah di Gunung Sahari itu memiliki kisah traumatik bagi keluarga Om Liem. Saat kerusuhan rasial melanda Jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia, pertengahan Mei 1998 lalu, rumah itu ikut dikabar dan dijarag massa. Sejak itu Liem memilih "mengungsi" ke Singapura.

Tapi, menurut beberapa rekannya, termasuk Sudwikatmono (almarhum), Liem berkali-kali menyampaikan keinginannya agar bisa kembali ke Jakarta. "Dia kadang menangis kalau ingat rumah di Gunung Sahari. Ia pernah bilang pada saya kalau dia ingin mati di sana dan dikubur di Indonesia," kata Sudwikatmono suatu hari, dalam sebuah wawancara dengan Tempo.

Tapi, rupanya keluarga Liem punya pertimbangan tersendiri hingga memutuskan untuk mengubur taipan pendiri Grup Salim itu di Singapura. "Pertimbangan kami praktis saja. Karena Ibu di sini," ujar Franky.

TEMPO