GOOGLE SEARCH ENGINE
Custom Search

Hendardji Soepandji Berjani Akan Bongkar Data Hasil Rekayasa




Calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur independen, Hendardji Soepandji, menilai ada upaya sistematis dari pihak-pihak tertentu untuk menyulap data orang miskin di DKI Jakarta sehingga jumlahnya dari Tahun 2008 sampai sekarang tidak pernah berubah.

Hendardji justru menilai jumlahnya ditekan agar jumlah orang miskin semakin berkurang. Padahal menurutnya jumlah orang miskin makin bertambah dari tahun ke tahun.

Hal ini diungkapkan Hendardji, saat bertemu dengan para pendukungnya di RT 09/003 Gunung Sahari dan RT 12/004, Mangga Besar, Jakarta Pusat.




Selanjutnya mantan Danpuspom ini mengatakan data orang kumuh dan miskin yang ada sekarang ini hasil rekayasa, sehingga seolah-olah angka kumis (kumuh miskin) itu turun, padahal terus bertambah.

“Data 330 ribu orang miskin yang sekarang ini sudah ditekan, tidak boleh naik, tapi harus turun,” tegasnya.

Padahal, lanjutnya, tiap tahun selalu ada penambahan jumlah orang miskin. Data terakhir kumuh dan miskin itu tahun 2008, akibatnya orang miskin yang mulai tahun 2009-2011 tidak pernah tertampung. Bang Adji, demikian ia biasa disapa, berjanji akan membongkar dan menghapus data hasil rekayasa itu.

“Data rekayasa itu nanti saya akan hapuskan. Dan tidak akan ada lagi rekayasa data-data orang miskin. Harus bicara apa adanya. Kalau memang orang miskin itu bertambah ya katakan apa adanya, tidak usah takut,” ujarnya.

Mantan Aspam Kasad ini tidak takut kalau saja nanti dia terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta, jumlah orang miskin makin bertambah. Karena menurutnya, itu akibat akumulasi data dari tahun-tahun sebelumnya yang sudah dimanipulasi dan rekayasa.

“Bahwa nanti pada era saya jumlah orang miskin bertambah menjadi 600 ribu itu bukan saya menambah orang menjadi miskin, tetapi karena sebelumnya ada rekayasa,” ujarnya.

Mantan investigator beberapa kasus nasional ini berjanji akan mengusut tuntas yang melakukan rekayasa data kemsikinan di DKI Jakarta. “Saya akan melakukan investigasi terhadap

mereka-mereka yang menekan data kemiskinan, yang ternyata jumlah orang miskin semakin hari semakin bertambah. Data yang sekarang ini yang terus ditekan, tidak pernah diperbaiki, padahal jumlah orang miskin selalu bertambah,” tegasnya.

Hendardji curiga ada unsur kesengajaan, karena ada semacam penekanan jumlah orang miskin harus berkurang. Akibatnya yang bertambah setiap tahun tidak pernah terakomodasi. Hal semacam ini, menurutnya, tidak boleh terjadi.

Akibat manipulasi data ini, banyak orang miskin tidak terlayani dengan baik, tidak bisa mendapat pengobatan gratis, karena jumlahnya sudah ditekan jadi 330 ribu, tidak boleh naik, tapi harus turun. “Dampaknya yang miskin semakin miskin, karena mereka tidak pernah mendapat akses pengobatan gratis,” ujarnya.

Indikasi bertambahnya jumlah data orang miskin itu bisa dilihat dari adanya warga yang dipersulit pengurusan KTP-nya. Dari setiap kunjungannya ke lapangan, Hendardji mengatakan memang selalu saja ada warga yang mengeluh sulitnya mengurus KTP di DKI Jakarta.

"Satu Keluarga di RT 009/003 Gunung Sahari sudah hampir 7 Tahun tidak pernah bisa mengurus KTP. Padahal keluarga ini warga asli dan sudah 30 Tahun menetap di RT 009/003 Gunung Sahari," tuturnya.

TRIBUNNEWS






Bonus Bisnis Toko Online
Bonus Mingguan & Bulanan
Passive Income 80 juta/bulan

Kewirausahaan (Entrepreneurship) untuk anda yang Karyawan, Mahasiswa dan Ibu Rumah Tangga!!!







0 komentar:

Post a Comment

 

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

RECENT COMMENT