Masih pandaikah Barack Hussein Obama berbahasa Indonesia? “Saya sudah banyak lupa,” kata presiden Amerika Serikat ini dengan fasih, saat berjabat tangan dengan Bambang Harymurti dari Tempo di Kairo, Mesir, Kamis (4/6) kemarin.
Ia kemudian melanjutkan kebolehannya berbahasa itu dengan menyapa wartawati Malaysia, “apa kabar ?” Lalu kembali berbahasa Inggris untuk berbincang dengan wartawan lainnya. Presiden Amerika Serikat ini memang menyediakan waktu untuk wawancara khusus dengan tujuh pewarta dari berbagai negara. Selain Malaysia dan Indonesia, hadir pula jurnalis dari Palestina, Mesir, Arab Saudi, Lebanon dan Israel.
Wawancara di Universitas Kairo, Mesir, ini berlangsung dengan serius namun santai. Ketika ditanya kapan ke Indonesia, Obama dengan cepat menjawab, “Saya akan ke Indonesia secepatnya.” Namun ketika didesak kapan, ia mengangkat tangannya dan menolak menjawab sambil tertawa. “Yang pasti dalam kunjungan saya ke Asia nanti saya akan singgah di Indonesia, ke Menteng Dalam, makan bakso dan nasi goreng,” katanya. Melihat sebagian wartawan lain terlihat bingung, Obama menjelaskan dalam bahasa Inggris tentang masa kecilnya ketika di Indonesia dan dua makanan kesukaannya itu selain rambutan.
Lantas mengapa ia tak mengadakan pidato kepada umat Islamnya di Indonesia? “Memang ini kelihatannya seperti mencederai Indonesia ya, tapi sumber masalah Amerika Serikat dan umat Islam ada di kawasan ini, tentang konflik Timur Tengah, dan saya cenderung menghadapi setiap masalah langsung di sumbernya, tidak dengan menghindar,” katanya. Lagipula hubungan negerinya dengan Indonesia dikatakannya solid. “Komunikasi kedua negara selalu lancar, terutama sebelum perang Irak,” katanya dalam wawancara sekitar 50 menit itu.
Perang Irak memang telah membuat hubungan AS dengan dunia Islam terpuruk. Rupanya Presiden Obama ingin memperbaiki keadaan ini. Itu sebabnya, sebelum wawancara ini, ia sempat berpidato di aula Universitas Kairo, pidato yang khusus ditujukan kepada umat Islam sedunia. “Saya berharap pidato ini menjadi awal baru hubungan Amerika Serikat dan Islam,” kata Obama. “Memang tak mungkin satu pidato dapat menyelesaikan masalah, tapi saya harap ini menjadi awal percakapan antara kita,” lanjutnya.
Berayah kandung Islam dan sempat dibesarkan oleh ayah tiri yang juga seorang muslim, Obama tampaknya paham betul bagaimana menjembatani jurang antara penduduk negerinya dan 1,2 miliar umat Islam di dunia.
0 komentar:
Post a Comment