Setelah masuk sebagai anggota tim sukses pasangan SBY-Boediono, Fadel Muhammad sebaiknya mengundurkan diri dari Partai Golkar. Jika tidak, Fadel bisa segera dinonaktifkan oleh partai.
"Kalau memang benar Pak Fadel menjadi tim sukses SBY-Boediono, saya kira lebih terhormat Pak Fadel mengundurkan diri sebagai Ketua DPD Golkar Gorontalo daripada dinonaktifkan partai," kata fungsionaris Partai Golkar Yuddy Chrisnandi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (22/5/2009).
Menurut anggota Komisi I DPR ini, Fadel boleh mengekspresikan dukungannya kepada capres manapun dalam kapasitasnya sebagai individu. Namun sebagai fungsionaris Golkar, Fadel harus tunduk pada keputusan Rapimnasus.
"Secara pribadi kader Golkar boleh mendukung capres siapapun dan partai manapun. Namun secara etika, kader Golkar yang mendukung pasangan lain seharusnya mengundurkan diri dari Partai Golkar," tutur salah satu jubir tim kampanye JK-Wiranto ini.
Menurut Yuddy, Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) pasti akan mengizinkan jika Fadel ingin meninggalkan jabatannya di partai. "Pak Fadel mengajukan pengunduran diri kepada Ketua Umum, Pak Jusuf Kalla pasti akan mengijinkan Pak Fadel keluar," ujar Yuddy.
Sekalipun Fadel telah mengundurkan diri dari jabatan Ketua DPD Gorontalo, kata Yuddy, namun Fadel tetap merupakan kader Golkar. Mengenai pengganti Fadel akan dilrumuskan dalam Musyawarah Daerah (Musda) dalam waktu dekat.
"Sebagai kader Golkar tidak dipecat, tetapi sebagai Ketua DPD Gorontalo tinggal menunggu pengganti saja. Kebetulan dalam beberapa bulan akan ada Musda," tutur Yuddy.
Yuddy sendiri mengaku sejauh ini belum mendapatkan pernyataan langsung dari Fadel bahwa dirinya masuk sebagai tim kampanye SBY-Boediono. "Nanti akan dikumpulkan bukti apakah demikian, apakah benar pak Fadel masuk tim kampanye SBY-Boediono atau paling tidak ada pernyataan langsungnya," tegas Yuddy.
0 komentar:
Post a Comment