Imbas dari adanya kasus pencurian dan kekerasan serta percobaan pemerkosaan yang dialami oleh Is (31) karyawati warga Jalan Baladewa Kiri, Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (23/7/2012) pukul 23.15 WIB lalu di dalam angkot C-01 sekitar Lapangan Banteng Sawah Besar, Jakarta Pusat makin meresahkan kaum perempuan yang sehari-harinya beraktivitas menggunakan transportasi angkot.
Rata-rata, dengan adanya kasus tersebut, kaum perempuan menjadi kian resah, takut dan khwatir apabila harus naik angkot terutama di malam hari.
Reka Agni Maharani (24) seorang karyawan swasta yang bekerja di kawasan Sudirman mengaku dengan adanya kasus kriminal dan pelecehan di angkot, sebagai penumpang perempuan dia merasa sangat resah dan tidak aman.
"Saya pastinya sebagai perempuan merasa resah, dan tidak aman. Sebenarnya kasus seperti itu juga jangan terlalu di ekspose hingga ke kronologi detail, karena akan jadi bomerang bagi pelaku dan korban," ujar Reka, warga Pamulang yang sehari-hari menggunakan angkot dari Stasiun Sudirman hingga Ciputat, Kamis (26/7/2012)
Hal senada juga diungkapkan oleh, Marmie (30) seorang karyawan swasta yang bekerja di kawasan Kota.
"Sangat resah, khwatir, takut karena saya sering pulang larut malam," singkat Marmie.
Baik Marmie maupun Reka punya harapan yang sama bagi kepolisian untuk menindak tegas para pelaku kejahatan, terutama masalah sopir tembak.
"Pelakunya yang C01 kan sopir tembak, itu harusnya ditertibkan, sopir-sopir nakal seperti itu. Setidaknya seminggu sekali polisi dan pihak terkait razia di terminal. Kasih denda dan hukuman untuk para supirnya yang memang terbukti bersalah, apalagi melanggar hukum," papar Marmie.
sumber: Tribunnews
0 komentar:
Post a Comment