GOOGLE SEARCH ENGINE
Custom Search

Tim Evakuasi Pesawat Sukhoi Jatuh Akui Beratnya Medan Gunung Salak




Beratnya medan di puncak Gunung Salak, terutama di lokasi jatuhnya pesawat sukhoi super jet 100 buatan Rusia itu, diakui oleh hampir
semua anggota tim SAR, termasuk Mayor (inf) Budi Mawardi Syam, yang
merupakan pimpinan operasi di puncak Gunung Salak. Selama 8 hari
operasi, Budi dipercaya mengkoordinir para anggota TNI dan relawan
yang berasal dari berbagai kesatuan itu.

“Kondisi medannya memang sangat sulit. Dengan kemiringan tebing antara
80 hingga 90 derajat, kami agak kesulitan melakukan evakuasi,” ujar
Budi kepada Tribunnews.com, usai ia dan pasukannya tiba di Posko
Cimelati, Kecamatan Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (17/5/2012)
siang.



Budi menuturkan, ia dan pasukannya naik dari kawasan Cijeruk Bogor,
sejak Kamis (10/5/2012) pagi, sehari setelah jatuhnya pesawat nahas
tersebut. Dari Cicurug, ia dan pasukannya harus menempuh waktu sekitar 6 jam untuk bisa sampai di lokasi. Setibanya di lokasi, Budi tak bisa
langsung turun ke bawah, karena belum ada jalur untuk menuju ke
jurang, tempat mayat para korban berserakan. Mereka harus menunggu
terlebih dahulu anggota tim SAR dari Federasi Panjat Tebing Indonesia
(FPTI), menyisiri tebing curam, untuk membuka jalur bagi anggota Tim
SAR lainnya.

Adalah Ujang bersama 3 rekannya yang lain untuk kemudian bertugas membuka jalur tersebut. Para anggota FPTI itu datang lebih lambat, karena membawa
peralatan yang sangat berat di bahu mereka. Ujang mengatakan, dirinya
butuh waktu perjalanan 9 jam, untuk bisa sampai di puncak. Di
punggungnya, Ujang harus memanggul tas keril (ransel gunung) yang
berisi peralatan panjat tebing, dengan berat mencapai sekitar 80 kg
hingga 90 kg. Kariel itu pula yang kemudian harus dipanggulnya kembali
saat turun.

Untuk tali, Ujang mengaku membawa tali dengan panjang lebih dari 1000
meter.

“Jarak antara tempat pesawat jatuh dengan puncak gunung sekitar
400 meter, sedangkan dari jatuhnya pesawat ke dasar jurang sekitar 500
meter. Sepanjang itulah jalur yang harus kami bikin,” ujar anggota
FPTI yang mengkhususkan diri di bidang panjat vertical rescue itu.

Setelah Ujang membuat jalur, Mayor Budi membagi tugas kepada para
anggotanya. Satu tim beranggotakan sekitar 5 hingga 8 orang bertugas
mencari mesin ke dasar jurang. Kemudian ada tim yang dibentuk untuk
menjemput mayat dari dasar jurang, dan membawanya ke puncak dengan
cara estafet.

Selain itu ada pula tim yang menyiapkan logistik, serta tim terakhir
yang bertugas mengangkut kantong mayat menuju helikopter. Dengan
pembagian tugas seperti ini, mereka pun berhasil membawa lebih dari 35
kantong mayat hingga hari terakhir, kendati tidak diketahui berapa
mayat yang berhasil diangkut di dalam kantong tersebut.

“Kami sudah menyisir semua lokasi di sekitar jurang. Tak ada lagi jasad maupun potongan tubuh korban yang bisa kami temukan,” kata Budi, yang juga
menjabat sebagai Komandan Yonif 315 Garuda Kencana.

Sementara itu seorang prajurit Kopassus yang berhasil ditemui Tribunnews.com, menceritakan bagaimana sulitnya medan tempat lokasi jatuhnya pesawat sukhoi tersebut.

“Dari puncak ke dasar jurang jaraknya sekitar 1200 meter, dengan tingkat kemiringan 80 derajat hingga 90 derajat. Rute itulah yang harus kami tempuh untuk mengangkut
kantong jenazah para korban,” kata prajurit Kopassus berpangkat letnan
satu tersebut.

Tribunnews






Bonus Bisnis Toko Online
Bonus Mingguan & Bulanan
Passive Income 80 juta/bulan

Saya menawarkan Kewirausahaan (Entrepreneurship) untuk anda yang Karyawan, Mahasiswa dan Ibu Rumah Tangga!!!




Peluang Bisnis Terbaru 2012
Bisnis Cepat Menghasilkan Dan Terbukti
Sambil Tidur Bisnis Tetep Jalan
Bisnis Investasi Modal Kecil
Informasi Bisnis Online
Tips Trik Gratis Bisnis Online
Peluang Bisnis Dan Usaha Praktis
Bisnis Online Di Internet
Berbisnis Tanpa Mengganggu Aktivitas
Menjaring Uang Di Internet
Ingin punya TOKO ONLINE GRATIS??
Saatnya Anda Bisnis Dari Rumah
Belajar Bisnis Wirausaha Online
KANKER SERVIKS! Penyakit mematikan bagi wanita!
Panduan Praktis Bisnis Online






0 komentar:

Post a Comment

 

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

RECENT COMMENT