JAKARTA LIFE'S STYLE. Sesi ketiga Debat Cawapres, Selasa (30/6) malam, sedikit memanas, terutama saat Prabowo Subianto melancarkan serangan halusnya dengan menilai jawaban Boediono mengenai kebijakan di bidang pendidikan terlalu normatif. Prabowo mengatakan, jawaban guru besar Fakultas Ekonomi UGM itu bersifat sangat akademis.
Pada sesi ini, para cawapres diajukan pertanyaan mengenai kebijakan yang akan diambil terhadap pendidikan kejuruan dan umum. Menurut Boediono, pengalokasian dan penggunaan anggaran pendidikan sebesar 20 persen perlu dilakukan secara cermat. Pendidikan kejuruan dan non-kejuruan, dalam pandangan Boediono, harus dikembangkan secara seimbang.
"Jawaban Pak Boediono terlalu normatif. Tidak salah, tapi jawabannya terlalu akademis. Masalahnya dari mana uang untuk peningkatan itu? Kita tahu pendidikan vital, tapi kita bicara perbaikan kesejahteraan guru dulu," kata Prabowo.
Dikatakan normatif, Boediono menangkisnya. "Anda justru menawarkan impian. Penjadwalan utang seperti yang disampaikan tidak mungkin menambah anggaran dalam jumlah besar. Kita harus realistis, apa yang bisa dilakukan dalam 1-2 tahun ke depan," ujar Boediono menyerang balik.
Sementara bagi Wiranto, urusan pendidikan dan mencerdaskan bangsa merupakan tugas negara. Ia sependapat dengan Boediono bahwa harus ada keseimbangan antara sekolah kejuruan dan non-kejuruan.
Saling serang meski tak terlalu keras antara Prabowo dan Boediono, dinilai pengamat politik UGM, Ari Sudjito, cukup baik secara substansi. "Debat kali ini relatif lebih hidup substansinya dan agak leluasa," ungkap Ari
Read : http://buyingsguide.blogspot.com
Read : http://bekasijakarta.blogspot.com
Read : http://bukalowongankerja.blogspot.com
0 komentar:
Post a Comment