Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PAN Amien Rais mengatakan, terdapat kelemahan-kelemahan dalam kepemimpinan Sutrisno Bachir yang memicu terpuruknya perolehan suara PAN dalam pemilu legislatif, April lalu. Ketua Umum PAN Sutrisno Bachir dinilai gagal menjalin ikatan yang kuat antara pimpinan, anggota, dan simpatisan.
"Terdapat lemahnya kaitan antara kepemimpinan di satu pihak dengan keterpimpinan dan keanggotaan di lain pihak. Kaitan itu nampak lemah dan tipis, sehingga rasa kebersamaan menjadi kurang terasa," ujar Amien di tengah-tengah ratusan pengurus DPP, MPP, dan DPW PAN dalam rapat koordinasi nasional (rakornas) PAN di Hotel Sultan Jakarta, Selasa (26/5)
Ia mengatakan, pada pemilu legislatif lalu ada banyak kader dan caleg yang mengatakan bahwa mereka ibarat prajurit yang harus bertempur di lapangan, namun tanpa komando, tanpa peta pertempuran dan bahkan kekurangan logistik. Bahwa PAN masih dapat meraih sekitar 45 kursi di DPR, Amien menilai hal itu merupakan hasil kerja super keras para caleg ditambah dengan semangat sistem suara terbanyak.
Ia pun mengkritik sejumlah pimpinan partai yang alpa bahwa PAN adalah milik seluruh stakeholders yang jumlahnya jutaan orang yang tersebar di seluruh Indonesia.
"PAN tidak boleh diperlakukan sebagai sebuah perusahaan pribadi oleh siapapun juga," cetus Amien. Amien menambahkan, selama kepemimpinan Sutrisno Bachir, politik uang yang berdampak destruktif ternyata diam-diam telah menyelinap ke dalam tubuh partai.
"Sudah bukan rahasia lagi bahwa partai kita ikut-ikutan terseret lumayan jauh oleh politik uang. Hal ini sangat kentara setiap ada pilkada, calon yang meminta dukungan politik PAN harus siap dengan pertanyaan, berapa yang mereka berani siapkan untuk partai sambil diyakinkan bahwa yang diminta itu bukan money politic melainkan political cost," tuturnya.
Padahal, partai yang hobi melakukan ekstorsi atau pemerasan tersebut, lanjut Amien, niscaya akan ditinggalkan oleh rakyat.
Selain itu, ia mengkritik banyaknya kalangan artis yang direkrut PAN sebagai caleg sehingga menimbulkan kesan tidak adil dalam memberikan apresiasi pada unsur-unsur pendukung PAN lainnya yang sangat beragam.
"Ada kesan kuat bahwa kalangan artis diberi ruang terlalu besar, sehingga sering mendesak kader-kader PAN sendiri yang sudah jatuh bangun berkorban untuk partai malah kurang dihargai. Plesetan PAN sebagai partai artis nasional sedikit banyak justru merugikan citra partai," tukasnya.
0 komentar:
Post a Comment