Tunggakan pembuatan kaus seperti ini pernah terjadi saat pemilu legislatif April lalu. Pada waktu itu, sejumlah partai politik dan calon anggota legislatif dari seluruh Indonesia menunggak pembayaran kaus dan atribut kampanye sekitar Rp 10 miliar kepada perajin di sentra industri kaus di kawasan Suci.
Marnawie mengatakan, seluruh kaus pesanan tim sukses telah diselesaikan jauh sebelum masa kampanye berakhir. Namun, hingga pilpres usai, ada sejumlah nota pembayaran yang belum dilunasi. ”Tunggakan hanya dilakukan tim sukses capres nomor urut dua,” katanya.
Menurut Marnawie, perajin cukup mengalami kesulitan menagih pembayaran tunggakan itu. Bahkan, pengurusan pembayaran terkesan berbelit dan terkadang sedikit berbau intimidasi.
Yoga Bujana, salah seorang perajin kaus dari Bima Advertising, mengatakan, ada sebanyak 132.000 kaus dengan harga Rp 5.400 per lembar yang dibuat atas permintaan dari tim sukses secara lisan, tetapi setelah kaus dikirim, justru tidak jadi ditebus. Harga per potongnya Rp 5.400. ”Ada puluhan perajin yang mengalami nasib sama.”
Yoga mengakui, saat pesanan dari tim sukses tersebut disanggupi, tidak disertai dengan surat kontrak.
Hal itu dilakukan karena pesanan dilakukan saat menjelang akhir masa kampanye, di mana kebutuhan kaus sangat mendesak dan jumlah permintaan meningkat.
Read : http://buyingsguide.blogspot.com
Read : http://bekasijakarta.blogspot.com
Read : http://bukalowongankerja.blogspot.com
0 komentar:
Post a Comment