Pada Pemilu 2009 tingkat partisipasi pemilih di Wonogiri sebanyak 65,74 persen. Dari 896.509 suara yang ada yang menggunakan hak suara hanya 589.393 suara. Sedangkan 34,26 persen lainnya (307.116) tidak menggunakan hak suara alias golput.
"Angka pemilih yang tidak menggunakan hak pilih masih tinggi. Tetapi dibandingkan Pemilu Legislatif kemarin, tingkat partisipasi Pemilu Presiden meningkat sekitar 3 persen," ujar Ketua KPU Wonogiri, Joko Purnomo.
Di Kota Solo, angka Golput hampir mencapai 30 persen. Panwaslu Kota Solo mencatat tingkat partisipasi pemilih di Solo tidak jauh berbeda dengan Pemilu Legislatif 2009. Angka golput termasuk suara rusak di Kota Solo mencapai 28,14 persen (112.129 suara ). Sedangkan tingkat partisipasinya 72 persen (398.446 suara). Pemilu Legislatif 2009 tingkat partisipasi pemilih 71 persen.
"Kami melihat sebenarnya golput tersebut lebih pada golput administrasi, bukan golput ideologi. Jadi secara administrasi data pemili h itu sebenarnya kurang mutakhir. Mestinya KPU saat melakukan pemutakhiran data berdasarkan basis domisili riil, sehingga angka golputnya tidak setinggi itu," ujar Ketua Panwaslu Solo, Sumanta.
Dari tujuh kabupaten/kota di wilayah eks-Karesidenan Surakarta, pasangan Megawati-Prabowo hanya unggul di Kabupaten Sragen, sementara di Kota Solo, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Boyolali, Klaten, perolehan suara terbanyak diraih pasangan Yudhoyono-Boediono.
Di daerah yang selama ini menjadi basis massa pendukung PDIP, pasangan Yudhoyono-Boediono mendapat dukungan suara antara 50-60 persen. Sedangkan pasangan Jusuf Kalla-Wiranto, hanya meraih dukungan suara sekitar 5-8 persen di tujuh kabupaten/kota.
Read : http://buyingsguide.blogspot.com
Read : http://bekasijakarta.blogspot.com
Read : http://bukalowongankerja.blogspot.com
0 komentar:
Post a Comment