GOOGLE SEARCH ENGINE
Custom Search

Mengapa Williardi Ungkap Skenario Antasari

JAKARTA LIFE'S STYLE

Williardi Wizar mengungkap penyidikan kasus pembunuhan Direktur Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen, diskenariokan untuk menjebak Antasari Azhar sebagai dalang pembunuhan. Ia mengungkap ada persengkokolan di antara penyidik.

Ia menceritakan, suatu malam, ia didatangi Inspektur Jenderal Hadiatmoko yang kala itu menjabat sebagai Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri. "Kamu dijamin pimpinan Polri, tidak ditahan, hanya dikenakan sanksi disiplin," kata Williardi menirukan ucapan Hadiatmoko. "Ada saksinya, istri, adik saya dan adik ipar saya."

Sekitar 30 menit kemudian, seorang penyidik menghampirinya dan mengatakan, "Sudah silakan saja kamu buat yang bisa menjerat Antasari." Ia pun sepakat menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang telah dibuat penyidik.

Namun, informasi dalam BAP itu ternyata membuat keluarganya menderita. Orangtuanya masuk rumah sakit, dan anaknya tak mau sekolah. Ia juga tetap ditahan. Sebab itu, ia berupaya mencabut kesaksian 'rekayasa' itu. "Saya lalu sms Kombes M Iriawan (Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya), saya katakan janjimu mana, saya nggak sebejat itu," ujarnya.

Perwira polisi berpangkat Komisaris Besar, itu kemudian memutuskan untuk mencabut semua kesaksian 'rekayasa' itu dan mengungkapnya di persidangan. "Keterangan itu saya cabut semua, saya dikatakan pengkhianat," kata Williardi. "(Tapi) penyidik bilang, kalau BAP seperti ini tidak bisa menjerat Antasari."

Semua itu disampaikan Williardi saat bersaksi dalam sidang kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen atas terdakwa Antasari Azhar, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 10 November 2009.

Kasus pembunuhan Nasrudin menyeret sejumlah nama pejabat seperti Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi nonaktif Antasari Azhar, mantan Kapolres Jakarta Selatan Williardi Wizar, serta dua pengusaha papan atas yaitu Sigid Haryo Wibisono, dan Jerry Hermawan Lo.

Nasrudin ditembak usai bermain golf di Padang Golf Modernland, Cikokol, Tangerang, sekitar pukul 14.00, Sabtu 14 Maret 2009. Ia tewas 22 jam kemudian dengan dua peluru bersarang di kepalanya.(VIVAnews)

0 komentar:

Post a Comment

 

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

RECENT COMMENT