"Dia tidak ngontrak lagi karena ngaku nggak punya duit. Dia mau tinggal di rumah kakaknya di Condet (Jakarta Timur)," kata Pujo, teman sekerja Ibrahim, kepada Tempo, Jakarta (22/7).
Pujo, bukan nama sebenarnya, menuturkan bahwa ia mengontrak bersama Ibrahim di daerah sekitar Kuningan itu sejak 2008. Pada Mei 2009, Ibrahim pamit hendak berpisah. "Saya nggak kuat bayar, Pak," kata Pujo menirukan Ibrahim.
Indikasi Ibrahim butuh uang juga terlihat bulan-bulan sebelumnya. Pada April, Ibrahim pernah menawarkan agar Pujo membeli motor Supra Fit tahun 2005 miliknya. "Untuk buat masukin anak sekolah, Pak," kata Ibrahim kepada Pujo.
Pujo sendiri mengaku tidak masuk akal jika Ibrahiim mengaku kesulitan keuangan. Pasalnya, uang kontrakan hanya Rp 120 ribu per bulan. Sementara gaji sebagai floris berkisar Rp 2 juta per bulan. "Soalnya, dia juga tidak pernah bercerita tentang keluarganya. Orangnya pendiam," kata Pujo yang sudah kenal Ibrahim sejak 2005 lalu.
Menurut Pujo, Ibrahim adalah sosok yang low profile atau bahkan cenderung penyendiri. "Kelakuannya baik," ujarnya. Obrolan yang terjadi di antara mereka sehari-hari hanya sekedarnya dan seputar pekerjaan. "Dia ngga ada istimewanya. Biasa-biasa saja," ujar Pujo.
Selama setahun tinggal bersama, kata Pujo, tidak ada hal-hal yang aneh pada Ibrahim. Bahkan tidak pernah ada tamu yang datang ke kontrakannya. "Paling-paling cuma menelpon istrinya," ucap Pujo.
Sama seperti yang lain, kini Pujo kehilangan kontak dengan Ibrahim. tempointeraktif.com
Read : http://buyingsguide.blogspot.com
Read : http://bekasijakarta.blogspot.com
Read : http://bukalowongankerja.blogspot.com
0 komentar:
Post a Comment