GOOGLE SEARCH ENGINE
Custom Search

Di Setiap Debat Capres Diduga Ada Permainan "Polling"



JAKARTA LIFE'S STYLE
.Menurunnya popularitas calon presiden Megawati Soekarnoputri pada sejumlah polling atau jajak pendapat yang ditayangkan di setiap debat capres di televisi, ditengarai ada permainan pada sistem polling atau jajak pendapat yang digunakan.

Namun, hasil jajak pendapat itu tak akan memengaruhi dukungan terhadap Megawati dan calon wakil presidennya, Prabowo Soebianto. Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pramono Anung di sela-sela kampanye capres Megawati di Lapangan Desa Kertosari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat (26/6).

"Ternyata belakangan ini kami baru tahu, ada alat yang bisa dipakai satu kali kirim SMS tapi yang terkirim bisa sampai ribuan SMS," katanya. Itulah sebabnya, katanya, banyak pengurus internal PDI Perjuangan maupun tim sukses Prabowo Soebianto kesulitan mengirim SMS dukungan untuk Megawati-Prabowo ke jajak pendapat yang ditayangkan dalam debat capres di beberapa stasiun televisi.

"Saya sendiri kesulitan untuk mengirim SMS ke setiap polling capres di televisi. SMS dukungan saya tak pernah masuk," katanya. Namun Pramono berkeyakinan, jajak pendapat itu tak akan dapat memengaruhi dukungan suara bagi Megawati-Prabowo karena pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut satu itu seluruhnya massa akar rumput yang tak mudah digoyahkan.

"Hasil jajak pendapat itu pun hanya opini yang tak akan memengaruhi kenyataan di lapangan," katanya. Apalagi kalau melihat kondisi di kalangan masyarakat sekarang ini, lanjutnya, opini pilpres hanya satu putaran pun tak ada artinya.

Begitu pula dengan pasangan capres-cawapres yang berkeyakinan akan opini itu, pasti akan merasa kecewa. Contohnya kampanye Megawati di setiap daerah sekarang ini, katanya, seluruhnya didanai pengurus dan pendukung PDI Perjuangan di daerah. "Pengurus pusat belum pernah ikut membantu. Itu menandakan soliditas pendukung Megawati di lapangan cukup kuat," katanya.

Dalam perjalanan kampanyenya kali ini, selain menggelar kampanye terbuka, Megawati juga berziarah ke makam Marsinah, buruh yang tewas dibunuh karena menuntut hak-haknya, di Nganjuk. Megawati menganggap Marsinah adalah simbol perjuangan kaum buruh dan perempuan yang selama ini nasibnya masih terpinggirkan.

Sebelumnya, sesaat sampai di Bandara Udara Juanda Surabaya, Megawati juga menyempatkan diri kembali menandatangani kontrak politik. Akan tetapi, kali ini dia menandatangani kontrak politik bersama perwakilan badan eksekutif mahasiswa (BEM) dari beberapa universitas di Jawa Timur, terkait dorongan revisi Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (BHP) yang menyebabkan biaya pendidikan perguruan tinggi sekarang ini menjadi mahal.

"Penandatangan kontrak politik UU BHP ini menunjukkan kami serius memperjuangkan rakyat kecil," katanya.

Dalam orasi kampanyenya yang ikut didampingi oleh Ketua Umum Partai Gerindra Soehardi, Megawati mengatakan, hanya dia dan Prabowo yang menjadi satu-satunya pasangan capres-cawapres yang berani mengadakan kontrak politik dengan masyarakat.

Kontrak politik itu tak lain untuk mendukung ekonomi kerakyatan agar dapat terus berjalan. Walaupun, katanya, selama menjabat sebagai presiden periode lalu, sudah banyak hal yang dilakukan untuk mendukung ekonomi kerakyatan. "Termasuk hal-hal yang dipertanyakan dalam debat capres, itu pun sudah saya lakukan semasa menjabat sebagai presiden," katanya.

Namun, karena masa jabatannya sebagai presiden saat itu relatif sempit hanya dua setengah tahun, program kerjanya pun tidak berjalan efektif. "Maka itu, sekarang masyarakat jangan mudah tergiur uang sehingga berpaling memilih capres yang lain, seperti pilpres tahun 2004," katanya.

Perjalanan kampanye Megawati masih akan dilanjutkan hingga 30 Juni. Daerah yang akan dikunjungi antara lain Denpasar, Kupang, Banten, Lampung, dan Sumatera Selatan.



0 komentar:

Post a Comment

 

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

RECENT COMMENT