''Kita harus betul-betul mengontrol, mengecek maskapai, utamanya dari Meksiko, Amerika Serikat, dan negara lain yang sudah ada kasus flu babi,'' kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat rapat terbatas membahas pencegahan flu babi di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (27/4) petang.Jajaran Depkes diminta mengantisipasi, sedangkan Dephub dan pihak terkait lainnya tak boleh menganggap ringan wabah ini. ''Kita mesti bertindak cepat dan tepat.''
Penyebaran flu babi meluas hingga ke Kanada dan Amerika Serikat, setelah mengganas di tempat asalnya di Meksiko. Lebih dari 100 orang tewas karena varian virus flu itu. Agar swine influenza ini tak menyebar ke Indonesia, pemerintah mengambil sejumlah langkah antisipasi.''Pemerintah akan mengusahakan pencegahan penyebarannya di Indonesia,'' kata Menko Kesra, Aburizal Bakrie, seusai rapat koordinasi antisipasi flu babi di kantornya, kemarin (27/4) siang.
Simulasi mengantisipasi penyebaran virus H1N1 (flu babi) itu kini sedang dilakukan. Latihannya meliputi cara evakuasi korban, cara pengiriman ke rumah sakit, hingga pengobatan.Berbagai fasilitas pendukung telah disiapkan, termasuk puskesmas, rumah sakit, dan laboratorium pemeriksaan. Juga dibentuk jaringan surveilans penyakit influenza, jejaring komunikasi antarpihak terkait, dan pelatihan kepada petugas kesehatan serta relawan.
''Kita termasuk maju dalam penanganan flu burung dan beberapa kali sudah melakukan simulasi. Kemampuan ini juga bisa digunakan mengantisipasi penyebaran penyakit lain, termasuk flu babi ini,'' kata Aburizal.
Untuk sementara waktu, pemerintah menutup impor produk babi dan turunannya. ''Presiden melarang impor babi sampai waktu yang belum ditentukan.''
Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari, meminta warga tidak panik. ''Di sana penyakit influenza akibat infeksi virus H1N1 itu terjadi saat musim gugur dan dingin, saat panas dia tidak bisa hidup. Di sini hampir panas terus, jadi mudah-mudahan tidak muncul. Di negara lain di Asia juga belum ada,'' ungkapnya.
Tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) akibat flu babi hanya 6,4 persen, jauh lebih kecil dari CFR flu burung yang 80 persen. Cadangan obat tamiflu--obat untuk flu burung yang bisa dipakai untuk flu babi--yang dimiliki juga mencukupi.Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Depkes, Rita Kusriatuti, menambahkan, pemerintah masih memiliki lima juta dosis obat antivirus oseltamivir--efektif untuk pengobatan flu burung dan flu babi. Tiga juta di antaranya dibeli dengan dana APBN, sisanya bantuan internasional.
''Kita tak perlu terlalu takut dan khawatir, hanya harus tetap waspada karena pada 1918, virus H1N1 pernah mewabah yang mengakibatkan puluhan juta orang meninggal di Spanyol,'' jelas Menkes.
Ketua Tim Flu Burung RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, Sumardi, menyatakan, flu babi ini mirip flu burung karena jenis virusnya sama, yakni influenza tipe A. ''Tapi, flu babi lebih fatal dan berbahaya karena dapat menular antarmanusia,'' jelasnya.Hasil surveilans di Jawa Tengah tahun lalu di daerah peternakan babi untuk ekspor, ungkapnya, ditemukan virus H1N1, meski sudah divaksinasi. Bila sudah bermutasi, virus ini bisa menular ke manusia. ''Seseorang tak perlu dari Meksiko bisa kena flu babi.''
Pakar virologi Universitas Gadjah Mada, Widya Asmara, menyarankan pemerintah memperketat karantina di pintu masuk bandara dan pelabuhan. Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, maupun Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, telah memasang alat detektor suhu tubuh. ''Alat ini dipasang guna mengantisipasi pendatang yang punya gejala flu,'' kata humas PT Angkasa Pura II, Trisno Heryadi. wed/eye/nri/aji/c82/c87/c89/nin/una/dya
Apa itu flu babi?
1. Flu babi adalah penyakit influenza yang disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1. Virus ini ditularkan melalui binatang, terutama babi dan ada kemungkinan penularannya antarmanusia.
2. Gejala penderita mirip influenza dengan gejala klinis, seperti demam, batuk, pilek, lesu, letih, nyeri tenggorokan, napas cepat atau sesak napas, disertai mual, muntah, dan diare. Kematian akibat flu babi terjadi karena gangguan paru atau pneumonia.
3. Masa inkubasi 3-5 hari. Cara penularan bisa melalui udara dan atau kontak dengan penderita.
4. Dapat dicegah dengan pola hidup bersih dan sehat, misalnya cuci tangan sebelum makan, setelah buang air, dan kontak dengan binatang.
5. Virus flu babi pernah menjadi pandemi pada 1918 yang lebih dikenal sebagai Spanis Flu (Flu Spanyol). Saat itu, 50-60 juta warga dunia terserang, bahkan 1,25 juta warga Indonesia menderita flu ini.
Enam Langkah Siaga
1.Mengumpulkan data dan kajian ilmiah.
2.Berkoordinasi dengan WHO untuk memantau perkembangan.
3.Membuat surat edaran kewaspadaan dini.
4.Berkoordinasi dengan para kepala kantor kesehatan pelabuhan (KKP) di seluruh Indonesia guna meningkatkan kewaspadaan.
5.Berkoordinasi dengan Badan Litbangkes untuk pemeriksaan spesimen.
6.Berkoordinasi dengan Deptan, Deplu, guna merumuskan langkah penanggulangan.
Sumber: Depkes
0 komentar:
Post a Comment