GOOGLE SEARCH ENGINE
Custom Search

Kolombia-Indonesia dengan Gulfstream G550 Hanya 18 Jam

JAKARTA LIFE'S STYLE


Mantan Kepala Staf Angkatan Udara sekaligus pengamat penerbangan, Chappy Hakim, menyatakan penerbangan Kolombia-Indonesia dengan menggunakan pesawat jet Gulfstream G550 seperti yang dicarter tim penjemput Nazaruddin, hanya membutuhkan waktu maksimal 18 jam.

“Air time atau waktu tempuh pesawat jenis itu dari Kolombia ke Indonesia, plus transit untuk isi bensin, 14 sampai 16 sudah cukup, sudah bisa sampai Indonesia,” kata Chappy ketika dihubungi VIVAnews, Sabtu 13 Agustus 2011. Menurutnya, Gulfstream G550 bahkan mampu terbang langsung dari Washington ke Singapura nonstop.


Soal Nazaruddin yang belum juga tiba sampai siang ini, Chappy mengatakan tak ada istilah terlambat bagi pesawat carteran. “Tidak ada istilah telat, karena itu semua tergantung rute dan titik transit yang dilalui,” jelas Chappy. Ia mengatakan, kecepatan pesawat sangat dipengaruhi oleh beban barang dan penumpang yang dibawa, serta berapa lama dan berapa kali transit dalam perjalanan.

“Ingat, pesawat carter tidak menggunakan rute komersial, karena tidak tergolong penerbangan terjadwal,” kata dia. Chappy mengemukakan, bisa saja dari berbagai rute negara yang dilalui pesawat Nazaruddin, ada kendala di salah satu negara.

“Misalnya mau lewat negara mana, kan harus minta izin kepada otoritas negara terkait. Bisa saja ketika mau lewat suatu negara, izin belum turun, sehingga mereka harus menunggu dulu,” terang Chappy. “Tapi kemungkinan ada kendala dalam soal perizinan itu kecil sekali, karena pesawat itu ditumpangi oleh tim profesional,” imbuhnya.

Sebelumnya, Nazaruddin sempat meminta kepada tim penjemputnya untuk mampir ke Malaysia sebelum mendarat di Indonesia, agar ia mempunyai kesempatan untuk bertemu keluarganya di sana. Anak dan istri Nazaruddin dikabarkan berada di negeri jiran itu.

Istri Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni, yang semula mendampingi suaminya selama berada dalam pelarian, memilih terbang ke Malaysia ketimbang kembali ke tanah air bersama Nazaruddin, kemungkinan karena kedua anak mereka dititipkan ke kerabat di Kuala Lumpur. “Anak-anaknya di Kuala Lumpur, dititipkan di sana,” kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam.

Lantas apakah pesawat Gulfstream G550 yang ditumpangi Nazaruddin memang transit di Malaysia lebih dulu? “Pesawat carter itu lebih fleksibel. Tapi transit di mana, dan ngapain saja, saya tidak tahu. Kami tidak mengatur rute transit Nazaruddin, karena dia buronan KPK. Polri hanya memfasilitasi,” kata Kepala Biro Penerangan Umum Mabes Polri, Brigadir Jenderal Ketut Untung Yoga Ana.

VIVAnews

1 komentar:

August 13, 2011 at 6:57 PM Anonymous said...

kita ga pernah tahu apa yang akan terjadi di perjalanan nazar dari columbia ke jakarta. yang jelas bikin pe-nazar-an seperti namanya.

Post a Comment

 

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

RECENT COMMENT