"Pertanyaan bagus yang juga ingin kami tanyakan," kata Von Roebuck, juru bicara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (US Centers for Disease Control and Prevention/CDC). "Masih terlalu awal dalam penyelidikan ini dan kami terus mencoba memahami penyebarannya di negeri ini (AS) sebagaimana halnya di Meksiko."
Menteri Kesehatan Meksiko Jose Angel Cordova mengatakan, umumnya orang yang tewas akibat flu yang diduga terkena virus flu babi adalah warga yang berusia di antara 20 tahun hingga 50 tahun, sebuah sinyal ancaman karena angka kasus kematian tinggi berada pada usia-usia yang secara umur dianggap segar bugar.
Pemerintah Meksiko menyebutkan sedikitnya 152 orang meregang nyawa akibat kasus flu yang mirip flu babi (swine flu) dalam beberapa hari terakhir, dan tujuh di antaranya dipastikan meninggal lantaran positif menderita flu babi. Sedangkan 19 pasien lagi diyakini positif terjangkit flu babi namun mampu bertahan. Sekitar 2.000 orang lagi diboyong ke rumah sakit karena memiliki gejala-gejala mirip flu babi.
Pemerintah Amerika Serikat, Ahad (26/4), mengumumkan status darurat kesehatan untuk mengantisipasi wabah tersebut. Amerika dikatakan memiliki 64 kasus yang dipastikan positif terpapar flu babi, lima di antaranya sudah dirawat intensif di rumah sakit di berbagai wilayah di New York, California, Texas, Kansas dan Ohio. Tapi dilaporkan tak ada satupun korban tewas.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), pandemik flu babi telah memasuki skala darurat tingkat lima, yaitu pandemik penyakit yang menyerang minimal dua negara dalam satu kawasan, sebelum skala enam yang berarti telah menjadi pandemik global.
Sejumlah negara di Asia Tenggara terutama seperti Singapura, Malaysia, Filipina, dan Indonesia dilaporkan juga sudah ramai-ramai melakukan karantina dan menggelar pengawasan ketat terhadap setiap pasien yang dicurigai mengidap tanda-tanda penyakit ini.
"Perbedaan serius antara kasus yang diketahui di AS dan Meksiko merupakan pertanyaan yang membutuhkan jawaban," kata Maryn McKenna, penulis Beating Back the Devil, buku terbitan 2004 yang berkisah tentang sejarah CDC.
0 komentar:
Post a Comment