Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman menilai, kehadiran mantan Menko Perekonomian Kabinet Indonesia bersatu ini justru bakal mempersatukan koalisi bersama yang selama ini dijalin Partai Demokrat.
"Dia bukan orang partai, dan ada kemungkinan mempersatukan koalisi secara lebih baik," ujar Hayono Isman di Jakarta, Rabu (13/5).
Menurut Hayono, pada dasarnya siapapun pilihan pendamping SBY akan mendapat respon dari partai pendukung koalisi Demokrat. "Kita sempat guyon dengan (pengurus) PKB. Mereka mengatakan, kalau PKS terpilih mereka yang akan cabut. Jadi siapapun cawapres yang dipilih pasti timbul pro dan kontra," tukasnya.
Dia mengatakan, tidak ada masalah mendasar atas pilihan SBY secara informal melalui utusan khususnya. Sebab, pandangan yang mengemukaka di media nasional merupakan pandangan pribadi, dan bukannya partai.
"Yang kita dengarkan itu belum pandangan partai, ini baru pandangan individu," paparnya.
Pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris menganggap, kegaduhan politik yang terjadi saat ini merupakan kegaduhan komunikasi politik belaka. "Tapi jangan sampai kegaduhan ini tanpa makna di mata masyarakat. Tidak jelas pesan politik apa yang akan disampaikan," urai Syamsuddin Haris.
Dia menilai, langkah SBY yang mendapat kuasa penuh dari Partai Demokrat memilih pendamping pada pemilu presiden dan wapres adalah hal yang wajar. Hal yang wajar juga terjadi pada upaya partai Islam atau partai berbasis Islam untuk mundur dari koalisi bersama Partai Demokrat.
"Koalisi mereka ini kan belum ijab kabul," tandasnya.
Lowongan Kerja Terbaru 2009...
HELP YOU TO CHOICES YOUR DREAMS, WANTS AND NEEDS
0 komentar:
Post a Comment