Namun saat dimintai penjelasannya, Kyai tersebut menolak tudingan mengenal gembong teroris Noordin M Top. "Saya tidak mengenal, dan bom yang diledakan itu menggunakan kedok agama dan Jamaah Islamiyah," kata Kyai Muhammad Rofi'i.
Kyai berusia 40 tahun itu, mengakui pernah tinggal bersama ustad Abu Bakar Baasyir di Ngruki, Solo, tapi hanya sebatas menimba ilmu agama. "Saya mengecam mengapa aksi teroris seolah-olah dilakukan umat muslim," tuturnya.
Meski demikian, sejumlah santri mengaku tidak risau atas dugaan yang mengaitkan ponpes tempat mereka belajar dengan akses teroris. Bahkan seorang santri secara terang-terangan mengidolakan dua tokoh pelaku bom Bali satu, Imam Samudra dan Amrozi.
Hingga saat ini Kepolisian Semarang terus melakukan pemantauan terhadap sejumlah pondok pesantren di Kecamatan Sumowono, Semarang, karena banyak beredar kabar aktivitas pelatihan teroris di daerah tersebut.
Read : http://buyingsguide.blogspot.com
Read : http://bekasijakarta.blogspot.com
Read : http://bukalowongankerja.blogspot.com
0 komentar:
Post a Comment